Mayat Laki-laki Membusuk di Dalam Toren di Pondok Aren Tangsel Ternyata Tetangga Pemilik Rumah
Mayat tanpa identitas yang ditemukan dalam toren di rumah Sutrisno (46) di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, ternyata tetangganya sendiri. Hal tersebut dia ketahui berdasarkan hasil pengumuman berita duka cita korban yang merupakan pria bernama Devi Karmawan (27), melalui pengeras suara masjid setempat. “Baru banget tadi diumumkan di masjid,” ujar Sutrisno saat ditemui di tempat kejadian perkara (TKP), Selasa (28/5/2024).
Berdasarkan pantauan, rumah duka Devi berjarak kurang lebih 100 meter dari TKP. Sementara, toren berwarna oranye ini tepat berada di belakang rumah Sutrisno. Untuk ke TKP, Sutrisno harus melewati rumah tetangga yang akhirnya tembus ke saluran air dengan lebar kurang lebih satu meter. Selain rumah tetangga Sutrisno, terdapat satu akses lain untuk ke toren tersebut, yakni dekat rumah duka Devi.
Di rumah duka Devi pada pukul 11.48 WIB, sejumlah pelayat mulai berdatangan untuk berbelasungkawa kepada keluarga. Ledakan Keras di Pusat Tel Aviv, Belasan Tentara Israel Roboh Dalam Sehari di Front Gaza Lebanon Halaman 4 Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 72 73 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 3: Unsur Cerpen Halaman 4
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 132 133 134 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 4 Halaman all Kunci Jawaban PAI Kelas 10 Halaman 80 81 82 83 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 3 Halaman all Pihak keluarga belum memberikan keterangan karena masih syok dan menunggu kedatangan jenazah Devi.
“Iya, ini mayat yang di dalam toren,” kata salah satu pelayat usai melayat ke rumah duka Devi. Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar sebelumnya mengatakan pihaknya masih mencari tahu cara korban masuk ke dalam toren tersebut. Pihak kepolisian, lanjut dia, akan menyisir CCTV untuk mencari tahu aktivitas korban sebelum ditemukan tewas membusuk. "Kemungkinan orang itu masuk sendiri, kemungkinan. Kan di dalam itu ada pelampung yang otomatis itu. Kami akan tindak lanjuti, kalau kita tahu hasil autopsi, nanti kita akan simpulkan siapa dia, kapan matinya berapa hari kenapa orang itu ada di situ," kata dia.
"Pasti itu sebagai sarana salah satu upaya penyelidikan kami sesuai dengan pasal 184 KUHAP kita akan mencari minimal dua alat bukti dari keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk. Petunjuk ini adalah salah satunya hasil record CCTV di sekitar situ," imbuhnya. Polisi mengungkapkan pria tersebut memiliki ciri ciri tato tulisan 'Devoy' di jasad korban. "Untuk identitasnya belum diketahui, cuma dia memiliki tato 'Devoy' di punggung sebelah kanan," kata Bambang Askar Sodiq.
Sementara itu, belum diketahui penyebab kematian korban tersebut. Bambang mengatakan saat ini jenazah telah dibawa ke RS Polri untuk keperluan autopsi. "Untuk kepastiannya masih menunggu dokter forensik RS Polri, untuk mengetahui identitas, penyebab, dan waktu kematian korban," jelasnya. Mayat dalam toren tersebut ditemukan Sutrisno usai ia dan sang mertua, Abu Suud (60), mengecek toren yang berada di belakang rumah. Sebab, selama dua hari, air dari toren beraroma tak sedap, bahkan bau bangkai.
“Langsung ngomong ke bapak, 'Pak, itu bukan bangkai cicak seperti yang saya curigai, sebesar bantal'. Terus, bapak saya ke atas, dibuka tuh sama bapak saya, 'wah, ini bangkai orang'. Kaget saya langsung,” ungkap Sutrisno saat ditemui di RT 03/RW 01, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Selasa (28/5/2024). Menurut mertua Sutrisno, mayat laki laki itu memiliki tato di punggung. “'Ini di sini (punggung) ada tato, terus ada kelihatan kuping sama rambut', 'yang benar pak?', 'iya ini bangkai orang'. Terus saya teriak, saya suruh turun,” ujar Sutrisno melanjutkan.
Sutrisno sempat menduga, air rumahnya berwarna keruh karena sudah memasuki musim panas. “Terus didiamkan sampai hari Senin. Kemarin kebetulan saya juga enggak kerja, izin. Ngomong lagi istri saya, 'Ayah, tolong dikuras saja'. Saya bilang, 'Ngapain dikuras? Kan belum lama dikuras. Enggak usah',” ujar Sutrisno. Sutrisno juga sempat curiga bau bangkai yang mencemari airnya itu berasal dari cicak mati.
Sebab, sebelumnya, air di rumah Sutrisno sempat terasa bau karena ada bangkai cicak di dalam toren. Namun, setelah dua hari didiamkan, air menjadi terasa sangat licin. Saat itulah, Sutrisno dan sang mertua akhirnya mengecek ke dalam toren. Toren berwarna oranye ini berada tepat di belakang rumah Sutrisno. Untuk menuju ke belakang rumah, Sutrino harus melewati rumah tetangga yang akhirnya tembus ke selokan dengan lebar satu meter.
Post Comment